Kelenteng Pan Kho Bio, Bukti Toleransi Umat Beragama di Pulo Geulis Bogor

Browse By

Kelenteng Pan Kho Bio mungkin namanya tidak begitu terdengar oleh wisatawan luar atau orang Bogor sendiri. Padahal kelenteng ini sudah ada sejak zaman kerajaan Pajajaran dulu dan banyak orang Tionghoa dari luar Bogor yang beribadah di sini.

Dimana Lokasinya?

Terletak di tengah Pulo Geulis, kelenteng ini menjadi tempat beribadah umat Tionghoa tertua di Bogor. Pulo Geulis sendiri merupakan sebuah pulau kecil ang berada di tengah Sungai Ciliwung kota Bogor. Pulau yang termasuk ke dalam kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, tepatnya di sebelah Selatan Kebun Raya Bogor.

Kelenteng Pan Kho Bio

Kelenteng Pan Kho Bio di tengah Pulo Geulis Bogor

Luas Pulo Geulis sekitar 3,5 hektar, saat ini dihuni oleh sekitar 2.500 orang. Nama Pulo Geulis sendiri berasal dari bahasa Sunda yang artinya pulau cantik, pulo artinya pulau dan geulis artinya cantik. Pulo Geulis sendiri penduduknya berasal dari suku Sunda dan Tionghoa. Pulau yang sudah ada sejak ratusan tahun silam ini menyimpan banyak cerita toleransi umat beragama di Bogor.

Terdapat Kelenteng Pan Kho Bio yang sudah dibangun sejak tahun 1703 dan menjadi kelenteng pertama di Bogor. Meskipun ukurannya tidak besar, kelenteng ini masih sianggap penting di Bogor. Hal tersebut terbukti dengan selalu disertakannya dalam upacara-upacara besar orang Tionghoa termasuk perayaan Imlek di Bogor.

 

Keadaan Kelenteng Pan Kho Bio

Kelenteng Pan Kho Bio memiliki nama lengkap Vihara Maha Brahma, Pan Kho Bio. Konon katanya, kelenteng itu dibangun di Pulo Geulis karena dipercaya merupakan tempat peristirahatan keluarga kerajaan Pajajaran. Di dalamnya terdapat berbagai peninggalan masa-masa kejayaan kerajaan Pajajaran terdahulu. Tidak hanya ada Patung Dewi Kwam Im dan Konghucu tetapi juga ada peralatan ibadah Islam seperti peralatan sholat.

Kelenteng Pan Kho Bio, Vihara Maha Brahma

Vihara Maha Brahma, nama asli Kelenteng Pan Kho Bio

Layaknya kelenteng pada umumnya, saat pertama masuk Cariers akan melihat berbagai tempat menancapkan hio atau dupa yang dibakar disebut hiolo. Terdapat beberapa hiolo di pelataran sampai pintu masuk kelenteng. Kelenteng dibalut cat berwarna kuning dan merah, memiliki jendela dengan bentuk pat-kwa warna warni hingga lampion-lampion yang menghiasi langit-langit.

Kelenteng Pan Kho Bio

Bagain depan Kelenteng Pan Kho Bio

Saat memasuki kelenteng, ada altar luas yang menghadap ke pintu utama. Terdapat Patung Dewa Pan Kho di tengah teratas dan patung dewa-dewi lainnya. Nama kelenteng ini sendiri berasal dari nama Dewa Pan Kho, dewa tertinggi sebagai tuan rumah kelenteng Pan Kho Bio. Berdasarkan informasi pengurus kelenteng, Dewa Pan Kho merupakan dewa alam semesta.

Kelenteng Pan Kho Bio, Altar Kelenteng Pan Kho Bio

Altar Kelenteng Pan Kho Bio

Di bagian belakang altar, terdapat suatu ruangan Mushola bercat hijau berbentuk segi tiga. Terdapat dua baru besar yang dipercaya merupakan petilasan tokoh penyebar Islam, yaitu Embah Sakee dan Eyang Jayaningrat. Ada juga sejadah yang menghadap kiblat. Sampai saat ini, mushola ini masih digunakan untuk beribadah umat Muslim dan sering digunakan untuk pengajian.

Kelenteng Pan Kho Bio, Mushola di dalam Kelenteng Pan Kho Bio

Mushola di dalam Kelenteng Pan Kho Bio

Keren sekali ya Cariers, ada Mushola di dalam kelenteng dan umat beragama di Pulo Geulis ini bisa beribadah tanpa mengganggu satu sama lain.

Terdapat makam Embah Imam, penyebar agama Islam di Bogor juga ada dua patung harimau berbalut kain hijau. Satu harimau putih konon katanya melambangkan kegagahan, kejayaan dan keberaninan. Patung-patung harimau tersebut dipercaya sebagai jelmaan Raja Siliwangi yang mampu membawa Pajajaran hingga masa kejayaan. Juga terdapat petilasan Mbah Raden Mangun Jaya di bagian depan altar kelenteng.

Kelenteng Pan Kho Bio, Makam Embah Imam di dalam Kelenteng Pan Kho Bio

Makam Embah Imam di dalam Kelenteng Pan Kho Bio

Kelenteng Pan Kho Bio, Petilasan Mbah Raden Mangun Jaya

Petilasan Mbah Raden Mangun Jaya

Banyak umat beragama dari luar Pulo Geulis yang beribdah di Kelenteng Pan Kho Bio. Tidak hanya umat Tionghoa yang datang dari Tangerang, Jakarta dan sekitarnya tetapi banyak juga umat Muslin yang berziarah ke makam di sana sebagai tanda penghormataan pejuang menyebarkan agama Islam. Saat peringatan Maulid Nabi, Kelenteng Pan Kho Bio ini digunakan untuk menjadi tempat perayaanya dan ketika bulan Ramadhan tiba, tak jarang kelenteng menjadi tempat buka bersama.

Baca Juga:
>> Daftar Wisata Edukasi Anak di Bogor. Orang Tua WAJIB Baca [INFO]
>> Jangan Panik Ketika Jatuh Sakit! Ini 5 Rumah Sakit Terlengkap di Bogor

Apakah Kelenteng Pan Kho Bio terbuka untuk umum?

Yes! Kelenteng ini terbuka untuk umum Cariers. Siapa saja boleh berkunjung ke sini, gratis tanpa dipungut biaya. Kelenteng Pan Kho Bio Bogor buka setiap hari mulai pukul 6 pagi sampai malam. Biasanya tutup sekitar jam 8 malam namun kalau ada yang ingin beribadah bisa tutup sampai jam 12 malam.

Kelenteng Pan Kho Bio, Altar dewa dewi di Kelenteng Pan Kho Bio

Altar dewa dewi di Kelenteng Pan Kho Bio

Aturan yang berlaku di sana cukup Cariers menjaga ketenangan. Cariers bisa memfoto kelenteng dengan meminta izin kepada pengurus terlebih dahulu. Saat memasuki kelenteng juga cariers perlu melepas alas kaki.

Cara menuju lokasi Kelenteng Pan Kho Bio

Kelenteng Pan Kho Bio, Jembatan menuju Pulo Geulis

Jembatan menuju Pulo Geulis

Karena letaknya di dalam Pulo Geulis, Cariers bisa mencapai Kelenteng Pan Kho Bio dengan berjalan kaki melewati jembatan-jembatan yang menghubungkan jalan Riau atau Jalan Roda ke Pulo Geulis. Jalan Riau sendiri berada di belakang Terminal Beranangsiang.

Beminat untuk explore Pulo Geulis dan menjadi saksi toleransi umat beragam di Bogor? Yuk berkunjung ke Kelenteng Pan Kho Bio. Informasinya lengkapnya bisa cek langsung petanya di aplikasi Cari Aja.

Penulis: Lianawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *